Jumat, 18 Desember 2009

LADA (Piper Nigrum Linn)

I. PENDAHULUAN
Luas areal lada rakyat di Kaltim pada tahun 15.100 hektare dengan produksi 9.516,50 ton lada kering. Produksi dari tanaman lada Kaltim ini seluruhnya dipasarkan untuk memenehi kebutuhan konsumsi dalam negeri dan ekspor.
Lada (piper nigrum linn atau pepper) yang oleh ibu rumah tangga sering disebut “merica”, merupakan salah satu komoditas unggulan bagi Indonesia. Secara ekonomi lada merupakan sumber pendapatan petani dan devisa negara non migas. Secara sosial merupakan komoditas tradisional yang telah dibudidayakan sejak lama dan aktivitas usahanya menjadi penyedia lapangan kerja yang cukup luas terutama di daerah sentra produksi. Manfaat lada dalam rumah tangga sebagai bumbu penyedap rasa yang mengandung senyawa alkolid piperin, berasa pedas. Sedang manfaat untuk kesehatan, lada dapat melonggarkan saluran pernapasan dan melancarkan aliran darah di sekitar kepala. Oleh karena itu masakan yang berbumbu pedas merica cocok untuk penderita influenza, kepala pusing, perut kembung dan mual akibat masuk angin.
Masakan yang menggunakan merica dan cocok untuk kesehatan seperti saus steak, sup dan sebagainya. Menurut jenisnya lada ada dua macam yaitu lada putih dan lada hitam. Lada putih adalah buah lada yang dipetik saat buah lada itu sudah matang. Lantas dikupas kulitnya dengan cara merendamnya dalam air mengalir selama dua minggu, kemudian dijemur selama tiga hari. Sedang lada hitam ialah buah lada yang saat dipetik sudah matang tapi kulitnya masih hijau, dan langsung di jemur selama tiga hari tanpa direndam terlebih dahulu.
Tanaman lada (Piper Ningrum) yang sejak 1970-an telah menjadi primadona petani di Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara terancam punah akibat perubahan fungsi lahan dari kebun lada menjadi lahan tambang batu bara.
Dikhawatirkan, apabila pemerintah tidak turun tangan untuk membudidayakan tanaman ini akan semakin berkurang karena petani lada kian terdesak oleh eksploitasi pertambangan batubara yang dinilai lebih menjanjikan dengan menjual lahan pada pengusaha batu bara. Bukan tidak mungkin dalam tiga tahun ke depan sejumlah lahan pertanian lada milik masyarakat akan beralih fungsi menjadi garapan batu bara, karena saat ini sudah banyak pengusaha mengincar lahan tersebut yang dibawahnya terdapat cadangan batu bara cukup menjanjikan. Padahal lada yang dihasilkan petani di Loa Janan merupakan lada terbaik dengan rasa, aroma dan rasa pedas yang sangat berbeda dengan lada lain di Indonesia.

II. SEJARAH
Lada berasal dari Amerika Selatan dan Tengah. Mereka diperkenalkan ke Asia Selatan kira-kira tahun 1500-an dan mendominasi perdagangan rempah-rempah dunia. India kini merupakan produsen terbesar di dunia lada.
A. Asal
Ada sekitar 25 spesies dalam genus Capsicum dan mereka berasal dari Amerika Tengah dan Selatan. Beberapa spesies telah dikembangkan untuk menghasilkan banyak jenis, mulai dari yang ringan dan manis panas dan tajam. Benih Lada dari Botani Kew Ekonomi Collection. Barangkali Lada tanaman untuk pertama dibudidayakan di Amerika Tengah, dengan bukti bahwa mereka mengkonsumsi lada sejak 7.500 SM.
Meksiko dan utara Amerika Tengah dianggap sebagai pusat asal Capsicum annuum, dan Amerika Selatan dari Capsicum frutescens. Ini pertama kali diperkenalkan ke Asia Selatan di abad ke-16 dan kini telah menjadi dua spesies yang paling penting di kawasan ini.
B. Sejarah
Lada diperkenalkan ke Asia Selatan di abad ke-16 oleh penjelajah Portugis dan Spanyol melalui rute perdagangan dari Amerika Selatan. Pada abad ke-16 musisi yang terkenal Lada Purandarasa lada dalam bait lagunya sebagai penghibur kepada masyarakat. Kapan dan bagaimana lada menyebar di Asia Selatan tidak ada penjulasan yang mendetail, tetapi diasumsikan bahwa pedagang Arab dan Eropa membawa lada melalui rute perdagangan tradisional di sepanjang sungai besar seperti sungai Gangga.
Lada sangat pas dimasukkan ke dalam masakan Asia Selatan lokal mungkin karena orang sudah terbiasa dengan rasa tajam dan pedas. Gundukan bubuk Lada merah dan kuning bubuk kunyit memberikan cipratan warna cerah untuk setiap pasar makanan di India hari ini.
Banyak jenis Lada telah dikembangkan dengan nama-nama seperti Dhani dari utara timur dan Sannam, Nalcheti, Todappally, Jwala, Mundu dan Kanthari dari selatan. Di India perbedaan terutama dibuat antara warna dan ukuran. Masyarakat India menyakini bahwa lada yang berukuran kecil akan berasa lebih panas.

III. MANFAAT LADA
Selama ini lada digunakan masih sebatas untuk industri makanan khususnya untuk pengawet daging, bumbu penyedap masakan, dan campuran obat-obatan. Namun ada juga digunakan untuk industri farmasi sebagai salah satu bahan wewangian. Selain itu juga lada dapat diolah menjadi lada bubuk (black pepper), lada putih (white pepper), saus lada hitam (black pepper sauce), lada hijau kering (dehydrated green pepper), lada hijau kering yang dibekukan (freeze dried green pepper), lada beku (frozen pepper), sambal (green pepper sambal), sause lada hijau (green pepper sauce), lada putih tanah (ground white pepper), lada hitam tanah (ground black pepper), lada yang digunakan untuk kesehatan (pepper in medicinal use), tahu lada (pepper beancurd), kue kering lada (pepper cookies), lada dalam botol (pepper in brine–cane, bottle, bulk), mayonnaise lada (pepper mayonnaise), minyak lada (pepper oil), oleoresin lada (pepper oleoresin), parfum lada (pepper perfume), wewangian lada (pepper potpourri), lada manis (pepper sweet), teh lada (pepper tea), youghurt lada (pepper youghurt), lada hijau yang diawetkan (preserved green pepper). Sementara produk yang dikembangkan dari lada dibagi dalam tiga kelompok yakni lada hitam, lada putih dan lada hijau. Pada umumnya lada hitam dan lada putih digunakan untuk keperluan dapur, bumbu masak, parfum dan obat-obatan. Negara maju mengimpor lada hitam kebanyakan dijadikan bubuk. Amerika Serikat adalah pasar potensial untuk lada hitam dan produk lada hitam. Pengolahan lada hitam secara tradisional, yakni buah lada dipanen dan dipisahkan dari tangkainya dengan cara diinjak-injak sebelum dijemur atau dikeringkan. Untuk meningkatkan efisiensi pengolahan, telah direkayasa alat perontok lada baik yang digerakkan dengan pedal berkapsitas 120 kg per jam. Berbeda dengan proses pengolahan lada putih. Biji lada yang sudah matang lantas direndam dalam air mengalir selama tujuh sampai sembilan hari untuk melunakkan kulitnya. Lantas kulit tersebut digosok dan dicuci lalu dikeringkan. Lada putih sering digunakan untuk makanan ringan, kuah dan sup. Eropa Barat adalah pasar potensial untuk lada putih. Pengolahan lada putih secara tradisional dilakukan dengan cara merendam buah lada di selokan atau sungai 10-14 hari hari untuk melunakkan kulitnya. Lantas diinjak-injak untuk melepaskan kulitnya sambil dicuci. Untuk mengatasi masalah bau akibat terjadinya mikroba, telah direkayasa alat pengolah lada secara mekanis. Keunggulan yang diperoleh dari alat ini adalah waktu pengolahan lebih cepat, aroma lebih baik dan higienis. Buah lada yang akan dikupas terlebih dahulu dirontokkan dari tangkainya, kemudian dimasukkan ke alat pengupas.
Tidak hanya sebagai penyedap rasa, diberapa negara lada telah dimasukkan takhayul dan ritual, khususnya di selatan India. Potensi Lada yang tegas diyakini memiliki unsur supranatural. Hal ini ditunjukkan dengan kebiasaan untuk menggantung beberapa Lada dengan jeruk di atas ambang sebuah tempat tinggal untuk mencegah kejahatan. Lada juga digunakan untuk mengusir mata jahat. Sejumlah Lada bersama dengan bumbu lain seperti daun kari dan sedikit abu dari perapian itu melambaikan tangan di atas kepala seseorang untuk menciptakan perisai melawan kutukan dan mantra yang buruk.

IV. LADA DAN TURUNANNYA
Untuk lada hijau diproduksi dan dijual ke konsumen khusus, dan para pengguna akhir. Proses pengolahan lada hijau dari biji lada mentah yang dikeringkan secara buatan atau dipertahankan dalam bentuk basah dalam air asin, cuka atau cuka rasa jeruk. Lada hijau dengan rasa hijau segar digemari oleh orang-orang Eropa. Lada hijau yang dikemas dalam kaleng, proses pembuatannya dengan pencucian lada kemudian dimasukkan ke dalam kaleng yang berisi klorid sodium solusi, dengan atau tanpa kadar keasaman yang ditambahkan. Kemudian dilakukan penyegelan kaleng tersebut. Pasar potensial untuk lada hijau kalengan adalah Eropa, Amerika Serikat dan Australia, sedang Austria untuk bumbu dan hiasan masakan daging. Warna hijau dari biji lada juga dipengaruhi oleh kadar garam yang ada dalam cairan. Cairan ini mengandung kadar garam pada tingkat minimum dengan kadar asam untuk membatasi pertumbuhan microbical. Negara produsen seperti Brazil dan India mengemasnya dalam jerigen dengan berat 20- 25 kg. Sementara, negara pengimpor melakukan pengemasan dalam botol-botol kecil. Lada hijau yang dikeringkan mempunyai warna hijau yang segar, lembut dan padat. Pengeringan yang baik pada temperature rendah. Lada hijau beku dibuat dengan cara mendinginkan pada pendingin yang terbuat dari kuningan. Produk ini diekspor ke Eropa. Saus lada hijau dibuat dari biji lada hijau terpilih kemudian dicampur dengan cuka, garam, gula dan ramuan lain. Saus ini rasanya pedas alami, juga dipakai untuk penambah rasa gurih pada makanan kering. Lada parfum mengandung biji lada kering, dedaunan, tangkai dan tatal kayu dan diberi nama parfum lada Amila atau Sensasi. Dikembangkan oleh PMB Sarawak, Malaysia. Minyak lada diperoleh dengan proses penyulingan uap. Produknya jernih dan berupa hijau cair. Minyak lada banyak digunakan pada industri parfum dan industri bumbu masak. Kuah lada, lada hitam Serawak pada formula ini memberikan rasa pedas yang unik. Kuah ini dapat mempunyai rasa manis yang menimbulkan selera. Teh lada dikembangkan oleh MARDI, perusahaan di Malaysia. Yakni daun teh dan lada hitam yang diseduh dengan air mendidih, ditambah gula. Produk ini telah diproses baik sebagai mengandung cuka tinggi atau rendah. Sedang lada manis, terbuat dari ekstrak lada Sarawak. Banyak tersedia di Sarawak, Malaysia. Penggunaan lada pada obat/kedokteran, adalah untuk pencernaan karena merangsang enzim. Bubuk lada dicampur madu, gula dan ghee, bila diiminum beberapa kali sehari akan menghilangkan batuk. Bubuk lada, madu dan air liur kuda bila diletakkan pada mata akan menyembuhkan berbagai penyakit.

V. SYARAT PERTUMBUHAN
A. Iklim
1. Curah hujan 2.000-3.000 mm/th.
2. Cukup sinar matahari (10 jam sehari).
3. Suhu udara 200C - 34 0C.
4. Kelembaban udara 50% - 100% lengas nisbi dan optimal antara 60% - 80% RH.
5. Terlindung dari tiupan angin yang terlalu kencang.
B. Media Tanam
1. Subur dan kaya bahan organik
2. Tidak tergenang atau terlalu kering
3. pH tanah 5,5-7,0
4. Warna tanah merah sampai merah kuning seperti Podsolik, Lateritic, Latosol dan Utisol.
5. Kandungan humus tanah sedalam 1-2,5 m.
6. Kelerengan/kemiringan lahan maksimal ± 300.
7. Ketinggian tempat 300-1.100 m dpl.

VI. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
A. Pembibitan
1. Terjamin kemurnian jenis bibitnya
2. Berasal dari pohon induk yang sehat
3. Bebas dari hama dan penyakit
4. Berasal dari kebun induk produksi yang sudah berumur 10 bulan-3 tahun (Kebutuhan bibit ± 2.000 bibit tanaman perhektar)
B. Pengolahan Media Tanam
1. Cangkul 1, pembalikan tanah sedalam 20-30 cm.
2. Taburkan kapur pertanian dan diamkan 3-4 minggu.
Dosis kapur pertanian :
a. Pasir dan Lempung berpasir: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha.
b. Lempung: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 1,7 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha.
c. Lempung Berdebu: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 2,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 3,2 ton/ha.
d. Lempung Liat: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 3,4 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 4,2 ton/ha.
3. Cangkul 2, haluskan dan ratakan tanah
C. Teknik Penanaman
1. Sistem penanaman adalah monokultur (jarak tanam 2m x 2m). Tetapi juga bisa ditanam dengan tanaman lain.
2. Lubang tanam dibuat limas ukuran atas 40 cm x 35 cm, bawah 40 cm x 15 cm dan kedalaman 50 cm.
3. Biarkan lubang tanam 10-15 hari barulah bibit ditanam.
4. Waktu penanaman sebaiknya musim penghujan atau peralihan dari musim kemarau kemusim hujan, pukul 6.30 pagi atau 16.30-18.00 sore.
5. Cara penanaman : menghadapkan bagian yang ditumbuhi akar lekat kebawah, sedangkan bagian belakang (yang tidak ditumbuhi akar lekat) menghadap keatas.
6. Taburkan pupuk kandang 0,75-100 gram/tanaman yang sudah dicampur NATURAL GLIO.
7. Tutup lubang tanam dengan tanah galian bagian atas yang sudah dicampur pupuk dasar :
8. NPK 20 gram/tanaman
9. Untuk tanah kurang subur ditambahkan 10 gram urea, 7 gram SP 36 dan 5 gram KCl per tanaman.
10. Segera setelah ditutup, disiram SUPERNASA :
11. Alternatif 1 : 0,5 sendok makan/ 5 lt air per tanaman.
12. Alternatif 2 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 20 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.
13. Pemberian SUPERNASA selanjutnya dapat diberikan setiap 3 - 4 bulan sekali.
D. Pemeliharaan Tanaman
1. Pengikatan Sulur Panjat
Panjatkan pada tiang panjat menggunakan tali. Ikatkan dengan dipilin dan dilipat hingga mudah lepas bila sulur tumbuh besar dan akar lekatnya sudah melekat pada tiang panjat.
2. Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan setiap 2-3 bulan sekali. Pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan.
3. Perempalan
Perempalan atau pemangkasan dilakukan pada:
a. Batang, dahan, ranting yang tidak produktif, atau terserang hama dan penyakit.
b. Pucuk/batang, karena tidak memiliki dahan yang produktif
c. Batang yang sudah tua agar meremajakan tanaman menjadi muda kembali.
4. Pemupukan Susulan
Penyemprotan POC NASA (4-5 tutup) atau POC NASA (3- 4 tutup) + HORMONIK (1 tutup) per tangki setiap 3 - 4 minggu sekali.
Pupuk makro diberikan sebagai berikut :
Umur
(bln) Pupuk makro (gram/pohon)
Urea SP 36 KCl
3-4 35 15 20
4-5 35 20 25
5-6 35 25 30
6-17 35 30 35
5. Pengairan dan Penyiraman
Pada musim kemarau penyiraman sehari sekali di sore hari. Pada musim hujan tidak boleh tergenang.
6. Pemberian Mulsa
Usia 3-5 bulan, beri mulsa alami berupa dedaunan tanaman tahunan ataupun alang-alang.
7. Penggunaan Tajar ( Ajir)
Sebaiknya gunakan tajar mati dari bahan kayu. Pangkal tajar diruncingkan, bagian ujung dibuat cabang untuk menempatkan batang lada yang panjangnya telah melebihi tinggi tajar. Panjang tajar 2,5-3 m.
E. Hama dan Penyakit
1. Hama
a. Hama Penggerek Batang (Laphobaris Piperis)
Ciri: berwarna hitam, ukuran 3-5 mm. Serangga dewasa lebih suka menyerang bunga, pucuk daun dan cabang-cabang muda. Akibat lain bila Nimfanya (serangga muda) berupa ulat akan menggerek batang dan cabang tanaman. Pengendalian: memotong cabang batang; penyemprotan PESTONA.
b. Hama Bunga
Ciri: Serangga dewasa berwarna hitam, sayap seperti jala, terdapat tonjolan pada punggungnya, ukuran panjang tubuh 4,5 mm dan lebar 3 mm. Gejala: serangga dewasa/nimfanya menyerang bunga berakibat bunga rusak dan menimbulkan kegagalan pembuahan, siklus hidupnya sekitar 1 bulan. Pengendalian: penyemprotan PESTONA, serta dapat juga dilakukan pemotongan pada tandan bunga.


c. Hama Buah
Ciri: serangga berwarna hijau kecoklatan, nimfanya tidak bersayap, berwarna bening dan empat kali ganti kulit. Serangga dewasa atau nimfanya menyerang buah sehingga isi buah kosong. Telurnya biasa diletakkan pada permukaan daun atau pada tandan buah, siklus hidupnya sekitar 6 bulan. Pengendalian: musnahkan telur dipermukaan daun, cabang, dan yang ada pada tandan buah. Gunakan PESTONA.
2. Penyakit
a. Penyakit Busuk Pangkal Batang (BPP)
Penyebab: jamur Phytopthora Palmivora Var Piperis. Gejala: awal serangan sulit diketahui. Bagian yang mulai terserang pada pangkal batang memperlihatkan garis-garis coklat kehitaman dibawah kulit batang. Daun berubah warna menjadi layu (berwarna kuning). Pencegahan : penanaman jenis lada tahan penyakit BPB. Pemberian Natural Glio sebelum dan sesudah tanam.
b. Penyakit Kuning
Penyebab: tidak terpenuhinya berbagai persyaratan agronomis serta serangan cacing halus (Nematoda) Radhophalus similis yang mungkin berasosiasi dengan nematoda lain seperti Heterodera SP, M incognita dan Rotylenchus Similis. Gejala: menyerang akar tanaman lada, ditandai menguningnya daun lada, akar rambut mati, membusuk dan berwarna hitam. Cepat lambatnya gejala daun menguning tergantung berat ringannya infeksi dan kesuburan tanaman. Pengendalian: Pemberian pupuk kandang, pengapuran, pemupukan tepat dan seimbang, pemberian Natural Glio sebelum dan sesudah tanam.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
F. Panen
1. Ciri dan Umur Panen
Panen pertama umur tiga tahun atau kurang. Ciri-ciri: tangkainya berubah agak kuning dan sudah ada buah yang masak (berwarna kuning atau merah).
2. Cara Panen
Pemetikan dari buah bagian bawah hingga buah bagian atas, dengan mematahkan persendian tangkai buah yang ada diketiak dahan.
3. Periode Panen
Periode panen sesuai iklim setempat, jenis lada yang ditanam dan intensitas pemeliharaan.

VII. PRODUKSI LADA
Produksi lada dapat dilakukan oleh usaha kecil menengah (UKM), atau skala rumah tangga. Mesin penepung yang digunakan dalam proses produksi dapat menggunakan mesin berkapasitas 400 – 500 kg/jam bersumber tenaga elektro motor 1 HP 220 Volt. Lantas hasilnya dikemas dan dipasarkan langsung ke rumah tangga, restoran dan tempat lainnya. Tepung lada di Indonesia umumnya menggunakan biji lada hitam yang dari Lampung (black pepper Lampung). Lada hitam Lampung harganya relative murah sehingga cukup bersaing apabila ditepungkan. Proses penepungan (powder) biji lada putih dapat dilakukan untuk biji lada bermutu rendah hasil sortasi untuk ekspor. Hal ini untuk menjamin agar produk tepung lada dari lada putih dapat bersaing dengan produk tepung lada dari lada hitam.















SUMBER ONLINE
Judul : Budidaya Lada
Alamat : http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-lada.html
Penulis : Abror Yudi Prabowo

Judul : Chilli pepper – history
Alamat : http://www.plantcultures.org/plants/chilli_pepper_history.html
Penulis : tanpa nama

Judul : Manfaat Lada
Alamat : http://stf-m.ac.id/home/index.php?option=com_content&task=view&id=6&Itemid=1
Penulis : Admin

Judul : Peppercorn and Pepper History
Alamat : http://homecooking.about.com/od/foodhistory/a/pepperhistory.htm
Penulis : Peggy Trowbridge Filippone,

Judul : Lada, Butiran Kecil Nernilai Besar
Alamat : http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/723/
Penulis : tanpa nama

Judul : Lada Loa Janan Terancam Punah
Alamat : http://www.vivaborneo.com/lada-loa-janan-terancam-punah.htm
Penulis : admin

1 komentar:

  1. Numpang ya min ^^

    Menang Di Acerdomino,com sekarang. jangan habiskan uang kamu di tempat lain,
    dapatkan uang terus hanya bermain di acerdomino,com

    - BONUS NEW MEMBER 10.000
    - BONUS ROLINGAN MINGGUAN 0.5%
    - NEXT DEPOSIT 10%
    - BONUS REFERRAL SEUMUR HIDUP 15%

    WHATSAPP : +855966139323
    LINE : ACERPOKER
    BBM : D8DVEC7F
    LIVE CHAT : ACERDOMINO,COM
    ALTERNATIVE LINK : ACERDOMINO,ONLINE
    https://caramenangdiacerqq.blogspot.com/

    AGEN POKER DAN DOMINO TERPERCAYA
    AGEN POKER TERBESAR
    BANDAR POKER SANGAT AMAN TERPERCAYA
    BANDAR SAKONG TERLUAS YANG TERBAIK
    ACERDOMINO.COM
    ACERDOMINO
    AGEN DOMINO TERAMAN DAN TERPERCAYA
    CARA MAIN POKER ONLINE

    BalasHapus